Pemikiran Aliran Monetaris
Aliran Moneter
Aliran Moneter ialah aliran yang muncul pada tahun 1970-an sebagai kontra revolusi terhadap aliran Keynesian menyatakan bahwa penentu utama kinerja ekonomi dan perilaku siklus bisnis ialah perubahan jumlah uang yang beredar, sehingga muncullah kebijakan moneter. Ketika jumlah uang beredar meningkat, ekonomi akan tumbuh, dan jika jumlah uang beredar menurun, maka pertumbuhan ekonomi akan melemah. Oleh karena itu, mereka memandang kebijakan moneter sebagai alat yang lebih efektif untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi. Monetaris menganjurkan penggunaan kebijakan moneter alih-alih kebijakan fiskal untuk mengendalikan siklus perekonomian sebuah negara. Ide besar Aliran Moneterisme ialah menekankan peranan bidang moneter dalam perkembangan ekonomi.
Perbedaan Monetarisme dan Keynesianisme
Perbedaan utama antara Aliran Monetaris dan Aliran Keynesian terletak pada apa yang menggerakkan perekonomian. Keduanya sama-sama memformulasikan beberapa solusi aktivitas ekonomi dalam lingkup makroekonomi melalui pembuat kebijakan. Monetarisme melahirkan kebijakan moneter berupa bank sentral atau otoritas moneter yang mengambil peran dengan mempengaruhi perekonomian melalui sejumlah instrumen seperti suku bunga kebijakan, operasi pasar terbuka, dan cadangan wajib. Sedangkan, Keynesian melahirkan kebijakan fiskal berupa pemerintah memainkan peran melalui anggarannya dengan mengubah pengeluaran atau pajak untuk mempengaruhi aktivitas perekonomian.
Milton Friedman
Milton Friedman (1912-2006) selaku tokoh utama Aliran Monetarisme melalui karyanya A Monetary History of United States 1867-1960 menyatakan bahwa pertumbuhan jumlah uang yang beredar sangat mempengaruhi aktivitas ekonomi, oleh karena itu Aliran Monetaris lebih mengutamakan kebijakan moneter dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi. Ia telah menyumbangkan sejumlah pemikirannya dalam makro-ekonomi, mikro-ekonomi, sejarah ekonomi, dan statistik kepengacaraan kapitalisme laissez-faire. Pada 1976, dia mendapat Penghargaan Hadiah Nobel "untuk pencapaiannya di bidang analisis konsumsi, teori dan sejarah moneter, dan demonstrasi kompleksitas dari kebijakan tentang stabilisasi"
Instrumen Moneter
Bank sentral dalam melakukan kebijakan moneter untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dan ketersediaan kredit menggunakan beberapa instrumen, termasuk suku bunga kebijakan, operasi pasar terbuka, dan rasio cadangan wajib. Aliran Monetaris menyatakan bahwa perubahan pendapatan nasional bersumber pada tingkat permintaan uang karena tingkat permintaan itu mempengaruhi pengeluaran masyarakat secara menyeluruh. Kebijakan moneter dengan menguasai pasokan uang bisa menjaga agar kestabilan ekonomi terpelihara. Pemerintah dengan kebijakan moneternya hanya boleh mengintervensi pasokan uang dan tetap membiarkan dunia usaha kembali pada persaingan bebasnya.
Kebijakan Kontraktif
Salah satu instrumen moneter Bank sentral ialah menerapkan kebijakan moneter kontraktif untuk memoderasi pertumbuhan ekonomi dengan mengurangi tingkat pertumbuhan jumlah uang beredar. Kebijakan seperti itu diperlukan ketika ekonomi terlalu panas dan untuk menghindari hiperinflasi dengan cara menaikkan suku bunga yang membuat biaya pinjaman lebih mahal, mengurangi minat konsumen dan bisnis dalam mengajukan pinjaman baru untuk membeli barang dan jasa. Kedua, menggelar operasi pasar menjual surat berharga pemerintah yang mengakibatkan uang berpindah dari bank umum ke bank sentral dan menjadikan likuiditas yang ketat. Ketiga, meningkatkan rasio cadangan wajib, di mana bank harus menyisihkan porsi deposit yang lebih besar sebagai cadangan sehingga mengurangi jumlah yang dapat mereka pinjamkan. Ketiga langkah di atas berkontribusi untuk mengurangi tingkat jumlah uang beredar dan melemahnya permintaan agregat. Melemahnya permintaan agregat menyebabkan pertumbuhan ekonomi lebih lambat, inflasi yang lebih moderat, dan meningkatnya pengangguran.
Kebijakan Ekspansif
Instrumen moneter kedua bank sentral iala dengan melakukan kebijakan ekspansi untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ini cocok ketika ekonomi lemah atau resesi karena penurunan permintaan agregat. Untuk mendorong perekonomian, bank sentral melonggarkan kebijakan moneternya dengan cara melakukan pemotongan suku bunga sehingga biaya pinjaman lebih murah dan membuat konsumen maupun bisnis sangat ingin mengajukan pinjaman baru untuk membiayai pembelian beberapa barang dan jasa, terutama barang tahan lama, membuat investasi dalam barang modal seperti mesin dan peralatan lebih menguntungkan. Kedua, menggelar operasi pasar dengan membeli sekuritas pemerintah yang dipegang oleh bank komersial mengakibatkan uang bergerak dari bank sentral ke bank komersial dan menghasilkan lebih banyak pinjaman baru. Ketiga, menurunkan rasio cadangan wajib sehingga bank hanya menyimpan lebih sedikit deposito sebagai cadangan dan lebih banyak uang untuk dipinjamkan. Ketiga kebijakan di atas pada akhirnya meningkatkan permintaan agregat dan merangsang bisnis untuk meningkatkan output serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi pengangguran karena bisnis meningkatkan produksi dan menyerap lebih banyak tenaga kerja. Ini juga meningkatkan tekanan inflasi bersama dengan langkah-langkah bisnis untuk menaikkan harga jual untuk mengimbangi kenaikan biaya produksi.
_______
Author: Musleh
Posting Komentar untuk "Pemikiran Aliran Monetaris"