Pemikiran Aliran Neo-Klasik
Perbaikan Teori Ekonomi Klasik
Aliran Neo Klasik pada abad ke-19 juga sering disebut sebagai Aliran Marginal karena kelahiran aliran ini memunculkan Revolusi Marjinal di kalangan ekonom, dimana awalnya aliran Klasik lebih banyak membahas analisa makroekonomi lalu berkembang menjadi lebih condong ke analisis mikroekonomi yang dalam penentuan nilai tidak lagi berdasar biaya produksi dan nilai tenaga kerja saja, tapi beralih ke teori kepuasan marjinal yang subjektif. Aliran Neo Klasik secara garis besar dikelompokkan menjadi 3 mazhab, yaitu mazhab Austria dari Universitas of Vienna, mazhab Lausanne dari Perancis dan mazhab Cambridge dari Inggris.
Mazhab Austria
Penamaan aliran ekonomi neo klasik mazhab Austria ini dikarenakan para tokohnya mayoritas berasal dari University of Vienna Austria. Pada waktu itu universitas ini merupakan pusat pendidikan paling prestisius di Eropa. Dalam merumuskan pemikiran ekonomi, mazhab Austria mempunyai ciri pandang khusus yaitu penerapan kalkulus dalam pengembangan teori-teori mereka. Setidaknya ada tiga model teori yang dirumuskan dalam memperbaiki sistem kapitalis ala Adam Smith, pertama teori imputasi yang menerangkan bahwa yang menentukan struktur dan harga proses produksi adalah permintaan akhir konsumen, bukan biaya produksi maupun waktu kerja. Kedua, harga dan biaya ditentukan pada marjin atau selisih dari perspektif pembeli dan penjual. Ketiga, dalam pencarian nilai sebuah barang sejatinya tidak berlaku tetap dalam jangka panjang karena nilai suatu barang tergantung sepenuhnya kepada keinginan konsumen secara subjektif.
Tokoh Mazhab Austria
Carl Menger (1840-1921) sebagai pendiri mazhab Austria merumuskan dasar pemikiran ekonomi neo-klasik mazhab Austria seperti pembagian struktur produksi, lalu dari struktur produksi mempengaruhi input atau yang disebut Law of Imputation, setelah itu menemukan prinsip marginalitas terkait nilai guna alternatif suatu barang sehingga sampai kepada gagasan nilai subjektif barang yang di mana berkebalikan dengan pemikiran ekonomi klasik tentang nilai intrinsik. Tokoh mazhab Austria berikutnya ialah Friedrich von Wieser (1851-1926) yang menjadi penerus Carl Menger sekaligus pencipta istilah-istilah yang ada di aliran neo-klasik seperti utilitas marginal, opportunity cost dan economic planning. Tokoh berikutnya ialah Eugen von Bohm-Bawerk (1851-1914) sebagai penganut aliran neo-klasik Eugen merupakan salah satu tokoh yang sangat aktif dalam membela sistem kapitalis dan sangat gencar memberikan kritik balasan terhadap aliran marxisme.
Mazhab Lausanne
Sama seperti mazhab Austria, Mazhab Lausanne hadir sebagai korektor bagi pemikiran ekonomi klasik namun yang membedakan ialah mazhab Lausanne sangat kental dengan usaha pemisaha ilmu ekonomi positif dan ekonomi normatif, ini terlihat dalam teori-teori yang dikembangkan lebih mengedepankan rumus-rumus matematika dan kurang begitu berminat untuk mencampuri kebijakan ekonomi. Salah satu teori yang dikembangkan oleh kelompok mazhab Lausanne ialah penjelasan mengenai perubahan suatu faktor atau bagian ekonomi akan membawa perubahan pada variabel-variabel lain dalam sistem ekonomi tersebut secara menyeluruh, konsep inilah yang pada perkembangannya menjadi cikal bakal ilmu ekonometrika.
Tokoh Mazhab Lausanne
Pendiri mazhab Lausanne adalah Leon Walras (1834-1910) yang terobsesi dengan konsep keseimbangan umum, yaitu tentang pembentukan harga antara penjual dan pembeli dalam sistem persaingan pasar bebas, walau persaingan sempurna yang dimaksud tidak ditemukan pada kenyataannya, namun Walras menyatakan faktor yang di luar bidang Ilmu Ekonomi bukan wewenang para ekonom. Selanjutnya ada Vilfredo Pareto (1848-1923) yang terkenal dengan prinsip 80/20 Pareto atau Prinsip Pareto, formula ini muncul dari hasil pengamatannya terhadap hasil panen yang ternyata 80% dari hasil panen dihasilkan oleh 20% tanaman dan formula 80/20 ini ditemukan di berbagai bidang keahlian sehingga lahirlah prinsip fokus pada 20% yang memberikan dampak 80%. Selain itu juga Pareto mengembangkan sebuah konsep efisiensi, di mana efisiensi terjadi ketika alokasi sumber daya tidak bisa ditingkatkan kepada satu orang tanpa mengorbankan orang lainnya.
Mazhab Cambridge
Secara keseluruhan ketiga mazhab dalam aliran neo-klasik sama-sama mengembangkan teori yang sangat berbeda dengan teori klasik terutama tentang harga. aliran klasik melihat harga dari perspektif konsumen, yaitu dari biaya-biaya yang dikeluarkan, sedangkan kaum marjinal melihatnya dari perpektif konsumen yaitu dari kepuasan marjinal konsumen akhir. Perbedaan mendasar mazhab Cambridge dengan kedua mazhab lainnya ialah mazhab Cambridge mencoba untuk menggabungkan dua perspektif produsen dan konsumen untuk menentukan harga, sehingga dalam jangka panjang akan menguntungkan semua pihak dan sumber daya akan dimanfaatkan secara optimal dan efisien
Tokoh Mazhab Cambridge
Tokoh mazhab Cambridge pertama ialah William Stanley Jevons (1835-1882) dianggap sebagai tokoh yang menandai periode baru dalam sejarah pemikiran ekonomi yaitu dengan memasukkan metode matematik dalam ekonomi. Selanjutnya Alfred Marshall (1842-1924) yang terkenal karena mempopulerkan diagram supply and demand, lalu dengan berbekal peralatan matematisnya ia mampu menganalisa elastisitas harga permintaan, lalu penemuannya yang terakhir ialah tentang surplus konsumen yang menjelaskan perilaku konsumen yang mengeluarkan uangnya lebih kecil daripada kemampuannya untuk membeli, hal ini sejatinya merupakan kondisi surplus konsumen.
_______
Author: Musleh
Posting Komentar untuk "Pemikiran Aliran Neo-Klasik"